Sering BAB, Bukan Metode Penurunan Berat Badan
Bagi sebagian orang, menurunkan berat badan bisa menjadi hal yang sangat menantang. Sudah melakukan banyak hal, tetapi berat badan masih juga tidak turun. Terkadang, hal ini bisa menyebabkan munculnya keinginan untuk melakukan hal-hal instan, seperti mengonsumsi obat pencahar agar lebih sering buang air besar (BAB). Asumsinya, sering BAB bisa membantu mengurangi bobot tubuh sebab hal ini bisa mengosongkan perut. Lantas, benarkah sering BAB bisa turunkan berat badan?
BAB itu membuang fases, bukan membuang lemak
BAB hanya membuang beberapa gram fases saja (rata-rata 29 s/d 128 gram per hari), dari total keseluruhan berat badan. Terhitung sangat kecil sekali dan itu tidak dapat dikatakan berkontribusi terhadap penurunan berat badan. BAB itu membuang ampas bukan membuang lemak tubuh.
Lantas mengapa badan terasa jauh lebih ringan setelah BAB?
Ternyata, Anda tidak hanya mengeluarkan feses saat buang air besar. Anda juga mengeluarkan gas, yang sering kali membuat perut terasa begah. Inilah sebabnya perut Anda terasa jauh lebih lega dan nyaman setelah buang air besar. Perlu diketahui, feses manusia sebagian besar terdiri dari air, tapi juga mengandung bakteri hidup dan mati, protein, makanan yang tidak tercerna, garam dan lemak. Dan dibutuhkan waktu kurang-lebih 33 jam sejak makanan dicerna hingga dikeluarkan dari tubuh Anda.
Dalam buku The Truth About Poop, penulis Susan E. Goodman menyatakan bahwa manusia dapat menghasilkan satu ons kotoran untuk setiap 12 pon berat badan. Artinya berat feses yang dikeluarkan tergantung dengan berat badan setiap orang, demikian dikutip dari Emedicinehealth. Jadi, meskipun BAB mengurangi beberapa ons dari total berat badan Anda. Namun karena jumlahnya yang sedikit, cara ini tidak bisa dianggap sebagai metode menurunkan berat badan.
Karena yang benar-benar mempengaruhi kesehatan adalah lemak tubuh. Para ahli mengatakan lemak yang menumpuk di sekitar pinggang adalah jenis lemak tubuh yang paling berbahaya. Lemak ini disebut lemak visceral. Itu tidak terletak di bawah kulit seperti kebanyakan lemak di tubuh. Sebaliknya, lemak visceral disimpan jauh di dalam rongga perut di sekitar organ dalam.
Lemak visceral dikaitkan dengan banyak masalah kesehatan yang serius, mulai dari masalah metabolisme hingga peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Lemak ini juga terkait dengan kanker payudara dan penyakit kandung empedu pada wanita. Untuk menghilangkan lemak tubuh, Anda perlu fokus untuk membakar lebih banyak kalori daripada yang dikonsumsi.
Anda dapat melakukannya melalui diet dan olahraga yang benar. Jika kelebihan berat badan atau obesitas dan perlu menurunkan berat badan, mulailah dengan menambahkan olahraga ke rutinitas harian.
Cobalah berolahraga dengan intensitas sedang selama 30 menit sehari. Ini bisa termasuk berjalan, berenang, bersepeda, jogging atau mengangkat beban. Berolahraga yang cukup juga merupakan faktor penting dalam menjaga kebiasaan buang air besar secara teratur. Saat Anda mulai melakukan rutinitas olahraga, Anda juga akan merasakan BAB yang lancar setiap harinya.