4 Tanda yang Muncul di Tubuh Saat Mengalami Stres
Padatnya aktivitas mungkin membuat Anda tidak menyadari bahwa kesehatan mental Anda sedang terganggu. Faktanya, banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya sedang stres. Lalu, apa saja ciri-ciri orang stres yang jarang disadari? Simak penjelasannya berikut ini.
Kondisi stres kronis atau yang juga dikenal sebagai stres berat dapat menimbulkan tanda-tanda fisik, seperti pusing, sakit kepala, jantung berdebar, masalah pencernaan, hingga insomnia. Tak hanya itu, stres juga bisa menunjukkan tanda-tanda yang kurang umum dan jarang disadari kebanyakan orang seperti di bawah ini.
Dari Perubahan Emosi sampai Perilaku
Saat mengalami stres, tubuh akan menunjukkan respon dan perubahan pada fisik maupun mental. Hal ini terjadi secara alami, dan menyebabkan tubuh melepas hormon bernama adrenalin dan kortisol. Sebenarnya, reaksi ini adalah hal yang baik dan bisa menjadi tanda serta membantu seseorang untuk keluar dari masalah yang terjadi. Namun tetap saja, stres yang menyerang sama sekali tidak boleh dianggap sepele. Semua orang bisa mengalami stres, termasuk anak-anak. Stres biasanya hanya bersifat sementara dan akan berakhir saat penyebabnya diatasi. Namun, pada beberapa kondisi, stres yang berkepanjangan bisa mengganggu kesehatan fisik dan membuat daya tahan tubuh menjadi lebih lemah.
Saat daya tahan tubuh melemah, virus atau bakteri penyebab penyakit menjadi lebih mudah menyerang. Stres yang dibiarkan tanpa penanganan bisa menyebabkan pengidapnya mengalami masalah pada pencernaan dan gangguan tidur di malam hari alias insomnia. Pada dasarnya, gejala yang sering muncul sebagai tanda stres bisa berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya, tergantung pada penyebab dan ketahanan tubuh. Nah, ada empat hal yang dapat berubah dan menjadi tanda pada tubuh saat mengalami stres, yakni:
Perubahan emosi
- Perubahan emosi menjadi salah satu tanda paling umum yang terjadi pada pengidap stres.
- Kondisi ini menyebabkan seseorang mudah gusar, merasa frustasi, dan suasana hati menjadi mudah berubah-ubah alias mood swing.
- Orang yang mengalami stres umumnya akan sulit untuk menenangkan pikiran, merasa rendah diri, kesepian, bingung, menghindari orang lain, sulit mengendalikan diri, hingga depresi.
Gejala Fisik
- Perubahan kondisi fisik juga bisa menjadi tanda seseorang mengalami stres.
- Hal ini menyebabkan seseorang mudah merasa lemas, pusing, migrain, gangguan pencernaan, nyeri otot, serta jantung berdebar.
- Stres juga sering ditandai dengan sulit tidur di malam hari, tubuh gemetar, kaki terasa dingin dan berkeringat, mulut kering, sulit menelan, hingga menurunnya hasrat seksual.
Perubahan Kognitif
- Selain ciri fisik, stres juga bisa menyebabkan seseorang mengalami perubahan kognisi. Kondisi ini membuat seseorang menjadi sering lupa, sulit memusatkan perhatian, selalu berpikir negatif, pesimis, dan sering membuat keputusan yang tidak baik.
Perubahan Perilaku
- Dalam tingkat yang parah, rasa tertekan dan stres bisa menyebabkan seseorang mengalami perubahan perilaku.
- Kondisi ini menyebabkan penurunan nafsu makan, tidak fokus dan sering menghindari tanggung jawab, sering gugup, mudah marah, hingga mencari “pelampiasan” misalnya dengan mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok. Jangan remehkan stres yang berlangsung dalam waktu lama apalagi muncul secara berulang.
Kalau itu yang terjadi, segera lakukan pemeriksaan ke dokter atau psikiater untuk mengatasi stres. Pemeriksaan dibutuhkan untuk mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan gejala stres bisa muncul dan mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.
Cara Mudah Mengatasi Stres
- Saat mengalami stres, sebenarnya ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mengatasinya. Misalnya seperti membicarakannya masalah yang menjadi penyebabnya dengan orang-orang terdekat.
- Kamu mungkin bisa mendapatkan solusi atas masalah yang dihadapi saat menceritakannya kepada orang terdekat.
- Menceritakan segala keluh kesah juga dapat memberi perasaan nyaman dan lega.
- Mengatasi stres juga dapat dilakukan melalui penerapan pola hidup sehat, seperti rutin berolahraga.
- Ketika sedang berolahraga, tubuh akan melepaskan hormon endorfin yang dapat memperbaiki suasana hati.
- Selain itu, kamu juga dapat mencoba meluangkan waktu untuk me time dengan melakukan hal yang menyenangkan.
- Misalnya seperti melakukan hobi yang kamu sukai, pergi liburan, atau melakukan hal yang positif seperti meditasi.